Container Icon

PENGERTIAN GEOGRAFI TANAH




         Geografi tanah mempelajari tentang agihan (penyebaran) jenis tanah di muka bumi dan faktor-faktor yang menentukan agihannya, yang dipelajari mencakup sifat-sifat tanah, genesa tanah, klasifikasi tanah, agihan, dan terapannya dalam kehidupan sehari-hari.
          Kata 'Geografi' dalam istilah geografi tanah digunakan untuk memberikan kontekspada system atau metode talaah, tidak memngkonotasikan sebagai ilmu. Geografi tanah adalah ilmu tanah yang menelaah tanah menurut sudut pandang geografi.

PENGERTIAN TANAH MENURUT PARA AHLI
  • J.J. Berzelius (swedia, 1803), tanah adalah sebagai laboratorium kimia tempat proses dekomposisi dan reaksi kimia yang berlangsung secara tersembunyi.
  • Justus Von Liebig (jerman 1840), mengajuka teori keseimbangan hara tanaman (theory balanchesheet of plan naturation), yang menganggap tanah sebagai tabung reaksi dimana dapat di ketahui jumlah dan jenis hara tanamannya.
  • Fiedrich Fallon (1855), ahli geologi tanah adalah lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batu-batuan  yang telah lapuk.
  • Ahli fisika bumi, A.S. Thaer (1909) tanah adalah bahan-bahan  yang remah dan lepas-lepas yang merupakan  akumulasi dan campuran berbagai bahan terutama terdiri atas unsur-unsur Si, Al, Ca, Mg, Fe dan unsur-unsur lainnya.
  •  Thornbury (1957), seorang ahli geomorfologi  tanah sebagai bagian dari permukaan bumi yang ditandai oleh lapisan yang sejajar dengan permukaaan bumi, sebagai hasil modifikasi oleh proses-proses fisik, kimiawi, maupun biologis yang bekerja di bawah kondisi yang bermacam-macam dan bekerja selama periode tertentu. 
  • Dokuchaiev (Rusia 1855) tanah adalah bentukan-bentukan mineral dan organic dipermukaan bumi, yang sedikit banyak selalu diwarnai oleh humus, sebagai hasil kegiatan kombinasi bahan-bahan seperti jasad-jasad baik yang hidup maupun yang mati, bahan induk dan relief. 
  • C.F. Marbut (Rusia 1914) tanah sebagai lapisan luar kulit bumi yang biasanya bersifat tidak padu (unconsolidated), gembur mempunyai sifat tertentu yang berbeda dengan bahan di bawahnya dalam hal warna, struktur, sifat-sifat fisik, susunan kimiawi, proses-proses kimia, sifat biologi dan morfologinya. 
  • Schroeder (1984) tanah adalah hasil pengalihragaman (transformation) bahan mineral dan organik yang berlangsung di muka daratan bumi di bawah pengaruh factor-faktor lingkungan yang bekerja selama waktu sangat panjang, dan maujud sebagai suatu tubuh dengan organisasi dan morfologi tertakrifkan (definable). 
  • SSM-USDA (1989) tanah diartikan sebagai kumpulan tubuh-tubuh alam dipermukaan bumi yang dibeberapa tempat diubah atau dibuat oleh orang menjadi bentuk-bentuk tertentu, yang mengandung mahkluk  hidup dan menopang atau mampu untuk tumbuh tanaman secara alami. 
  • Humphry Davy (Inggris 1913), tanah adalah sebagai laboratorium alam yang menyediakan unsur hara bagi tanaman. 
  • Romman (Jerman !917) tanah adalah sebagai bahan batuan yang sudah di rombak menjadi partikel-partikel kecil yang telah berubah secara kimiawi bersama-sama dengan sia-sia tumbuhan hewan yang hidup di dalam dan di atasnya.
  • Wenner (1918), tanah adalah hitam tipis yang menutupi bahan padat kering, terdiri atas partikel-partikel kecil yang remah dan sisa-sisa vegetasi dan hewan tanah adalah medium bagi tanaman. 
  • Alfred Mistscherlich (1920), tanah adalah campuran bahan padat berupa partikel-partikel kecil air dan udara yang mengandung hara dan dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.
  • Jacob S. Joffe (1949), tanah merupakan benda lam yang tersusun oleh horison-horison yang terdiri dari bahan-bahan kimia mineral  dan bahan organik, biasanya tidak padu dan mempunyai tebal yang dapat di bedakan dalam hal morfologi fisik,kimia dan biologinya. 
  • E. Saifudin Sarief (1986) tanah adalah benda alami yang terdapat di permukaan bumi yang tersusun dari bahn-bahan mineral sebagai hasil pelapukkan batuan dan bahan organik (pelapukkan sisa tumbuhan dan hewan), yang merupakan medium pertubuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu  yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor alami, iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pembentukkan. 
  • M. Isa Darmawijaya, tanah merupakan akumulasi alam bebas yang menduduki sebagian planet bumi yang mampu menumbuhkan tumbuhan dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induknya dalam keadaan relief tertentu selama jangka  waktu tertentu.
  • James (1995), tanah adalah salah satu sistem bumi, yang bersama dengan sistem bumi lainya, yaitu cair alami dan atmosfer, menjadi inti fungsi, perubahan, dan kemantapan ekosistem.


KOMPONEN TANAH

         Komponen tanah antara lain adalah:
1. bahan/material mineral,
2. bahan organik,
3. air, dan
4. udara.




(gambar komponen tanah)
Bahan Penyusun Tanah
Bahan Mineral
Ukuran Bahan Mineral Tanah
  • Pasir, dengan ukuran 2mm – 50  mikron
  • Debu, dengan ukuran 50 mikron – 2 mikron
  • Lempung, dengan ukuran  < 2 mikron 
  • Bahan mineral yang lebih besar dari 2 mm terdiri dari kerikil, kerakal atau batu. 

Jenis Bahan Mineral
        Mineral primer, yaitu: mineral yang berasal langsung dari batuan yang dilapukkan.
Mineral primer umumnya terdapat dalam fraksi pasir dan debu.
 
Jenis Mineral Primer dan Unsur Hara
NOmineralunsur hara
1 Kwarsa ( Si O2 ) -
2 Kalsit Ca
3 Dolomit Ca, Mg
4
Feldspar : - Ortoklas
                         - Plagioklas
k
Ca, Mg
5
Mica  : - Muskovit
                   - Biotit
k
K, Mg, Fe
6 Amfibole (hornblende) Ca, Mg, Fe, Na
7 Pyroksin (Hyperstin, Augit) Ca, Mg, Fe
8 Olivin Mg, Fe.
9 Leusit k
10 Apatit p

             Mineral sekunder, yaitu: mineral bentukan baru yang terbentuk selama   proses pembentukan tanah berlangsung.  Mineral sekunder umumnya terdapat dalam fraksi lempung.
Jenis Mineral Sekunder : Fe Oksida, Gibsit (aloksida), Haloisit, Kaolinit, montmorillonit dll
Bahan Organik
Bahan organik umumnya ditemukan dipermukaan tanah.
Pengaruh bahan organik terhadap sifat-sifat tanah adalah :
  • Sebagai granulator, yaitu memperbaiki struktur tanah
  •  Sumber unsur hara N, P, S, unsure mikro dan lain-lainnya. 
  • Menambah kemampuan tanah untuk menahan air 
  • Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsure-unsur hara (kapasisas tukar kation tanah menjadi    tinggi). 
  • Sumber energi bagi mikroorganisme.

Jenis Bahan Organik adalah :
  • Organik kasar 
  • Organik halus atau humus


Air
Beberapa penyebab air dapat berada di dalam tanah adalah sebagai berikut:
  • diserap oleh masa tanah, 
  • tertahan oleh lapisan kedap air, 
  • karena keadaan drainase yang kurang baik 

Fungsi air bagi pertumbuhan tanaman adalah: 
  • Sebagai unsur hara tanaman 
  •  Sebagai pelarut unsur hara 
  •  Sebagai bagian dari sel-sel tanaman 

Persediaan air dalam tanah sangat bergantung  pada:
  • 1. air irigasi
  • 2. Banyaknya curah hujan
  • 3. Kemampuan tanah menahan air
  • 4. Besarnya evapotranspirasi
  • 5. Tingginya muka air tanah

Air dalam tanah dapat dibedakan menjadi: 
  • 1. Air higroskopis, yaitu air yang diserap oleh tanah dengan sangat kuat, sehingga tidak dapat digunakan tanaman (terjadi adhesi antara tanah dengan air)
  • 2. Air Kapiler, air dalam tanah di mana daya kohesi (tarik menarik antara butir-burtir air) dan daya adhesi (antara air dengan tanah) lebih kuat dari gravitasi
Istilah menentukan jumlah air tersedia bagi tanaman adalah:
  • 1. Kapasitas Lapang, adalah kondisi tanah yang cukup lembab yang menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi
  • 2. Titik layu permanen, adalah kandungan air tanah di mana akar-akar tanaman mulai tidak mampu lagi menyerap air dari tanah, sehingga tanaman menjadi layu
  • 3. Air tersedia, adalah selisih antara kadar air pada kondisi kapasitas lapang dikurangi kadar air pada titik layu permananen

Udara
        Air dan udara bersama-sama mengisi pori-pori tanah. Banyaknya pori-pori di dalam tanah kurang lebih 50 persen dari volume tanah, sedangkan jumlah air dan udara di dalam tanah berubah-ubah. Tanah yang tergenang air, maka semua pori-pori tanahnya terisi oleh air, sedangkan pada tanah lembab atau kering ditemukan air terutama pada pori-pori mikro, sedangkan udara mengisi pori-pori tanah yang tidak terisi air.


 FAKTOR PEMBENTUKKAN TANAH


Syarat terbentuknya tanah
(1) tersedianya bahan asal atau bahan induk, dan
(2) adanya faktor yang mempengaruhi bahan asal atau bahan induk tanah
     hingga menjadi tanah
Faktor Pembentukan Tanah (Jenny,  1941)
(1) Iklim,
(2) Organisme,
(3) Bahan Induk,                                                              
(4) Relief/Topografi,
(5) Waktu. 
Ke lima faktor pembentuk tanah tersebut dapat disajikan dengan rumusan matematik sebagai berikut:
                                S = f  ( C, O, P, R, T )
Keterangan:
S : Soil (tanah)
C : Climate (iklim)
P : Parent rock (bahan/batuan induk)
T : Time (waktu )
f : factor (faktor)
O : Organism (organisme)
R : Relief (topografi)

Diagram faktor-faktor pembentukan tanah:


Bahan Induk Tanah

  • Bahan induk (Jenny, 1941)
                keadaan tanah dalam kondisi nol (time zero) dari proses pembentukan tanah
  • Sifat-sifat penting yang berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk
                (a) tekstur batuan,
                (b) struktur batuan,
                (c) Kemasaman,
                (d) kadar Ca yang dikandung oleh bahan induk
  • Batuan yang dapat menjadi bahan induk tanah 
batuan beku, terbentuk karena adanya pembekuan magma
Jenis Batuan Beku berdasarkan kandungan Si O2 dibedakan:
  • batuan beku yang bersifat masam atau banyak mengandung SiO2, akan menghasilkan tanah yang masam;
  • batuan beku intermedier atau  cukup SiO2;
  • batuan beku alkalis atau sedikit SiO2, akan menghasilkan tanah-tanah alkalis, tetapi jika curah hujan tinggi dapat pula membentuk tanah masam. 
Pembagian Jenis Batuan Beku 

Batuan beku
Jenis Batuan
Batuan
Beku Atas
Rhyolit
(Liparit)
Trachit
Dasit
Andesit
Basalt
Pikrit
Batuan
Beku Gang
Porfir Granit
Porfir
Sienit
Porfir
Diorit
kwarsa
Porfir
Diorit
Porfir
Gabro

Batuan
Beku Dalam
Granit
(sienit –kwarsa)
Sienit
Diorit
Kwarsa
Diorit
Gabro
Peridotit
Sifat
          Makin masam                         Intermediet                       Makin Alkalis
         (banyak  SiO2)                                                                (sedikit SiO2  , banyak 
                                                                                                    mineral kelam )


batuan sedimen
       Batuan sedimen tua terdiri dari bahan endapan (umumnya endapan laut) yang sudah diendapkan berjuta tahun yang lalu, sehingga membentuk    batuan yang keras.
Contoh dari batuan endapan yang tua adalah  :
  • batu gamping, merupakan endapan laut yang banyak mengandung karang laut. Sebagian besar terdiri dari Ca CO3 (kalsit) dan Ca Mg   (CO3)2 atau dolomit.;
  • batu pasir, yang banyak mengandung pasir kuarsa atau SiO2 ;
  • batu liat ada yang bersifat masam dan ada yang alkalis seperti shale/napal dengan kadar liat yang tinggi. 
batuan metamorf
                Batuan beku dan sedimen yan terkena pengaruh  tekanan dan suhu yang   tinggi akan menjadi batuan lain (batuan malihan). Batuan metamorfose umumnya bertekstur lembar (foliated texture) akibat rekristalisasi dari beberapa mineral dan orientasi mineral menjadi parallel sehingga terbentuk lembar-lembar. 

bahan induk organik
                Pada daerah hutan yang berawa-rawa atau selalu tergenang air, proses penghancuran bahan organic berjalan lebih lambat  daripada proses penimbunan, sehingga terjadilah akumulasi bahan organik. Adanya akumulasi bahan-bahan organik akan membentuk tanah organik atau tanah gambut seperti banyak ditemukan di pantai timur Sumatera, pantai barat, selatan, timur Kalimantan, dan pada pantai selatan Irian Jaya.
Topografi/ Relief
 
          Topografi suatu daerah dapat  mempercepat atau memperlambat pengaruh iklim. Di daerah yang relatif datar atau cekung kecepatan aliran air lebih lambat dari pada daerah landai atau daerah miring, sehingga pada daerah yang datar atau cekung pengaruh iklim terhadap pembentukan tanah tidak/kurang jelas. Pada daerah datar atau cekung dapat dijumpai adanya tanah yang terbentuk dicirikan oleh warna kelabu atau banyak adanya karatan sebagai akibat adanya penggenangan air.

Waktu 
      Adanya proses pembentukan tanah yang terus menerus berlangsung dalam waktu lama, maka bahan induk tanah berubah berturut-turut menjadi tanah muda, tanah dewasa dan tanah tua. Hal ini dapat dilihat pada gambar  3.2.  tentang tingkat perkembangan tanah.


Keterangan:

Bahan Induk 

Tanah muda 

Tanah dewasa 

Tanah Tua
  
KLASIFIKASI TANAH

        Mengklasifikasi tanah merupakan usaha membeda-bedakan tanah berdasarkan atas sifat-sifat yang
dimilikinya. 

Pentingnya Klasifikasi Tanah
  • Sifat, tabiat dan kemampuan sesuatu jenis tanah;
  • Hubungan antara jenis tanah dengan lingkungannya
  • Hubungan antara jenis tanah yang satu dengan jenis tanah yang lain
  • Dasar-dasar pembentukan jenis tanah;
  • Untuk meramalkan sifat, kemampuan dan keadaan tanah dimasa mendatang.

Macam-macam Klasifikasi Tanah
1. Klasifikasi teknis
                Klasifikasi teknis didasarkan pada sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kemampuan tanah untuk penggunaan tertentu; misalnya klasifikasi kesesuaian untuk pengembangan tanaman rumput., klasifikasi kesesuaian untuk perkebunan. Klasifikasi tanah didasarkan atas sifat-sifat fisik tanah yang mempengaruhi tanaman, misalnya tekstur tanah, kemiringan lereng, drainase.

2. Klasifikasi alami
                Adalah klasifikasi tanah yang didasarkan pada sifat  tanah yang dimilikinya dengan tidak mengkaitkan terhadap penggunaan tanah. Klasifikasi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dasar tentang sifat-sifat fisik tanah, sifat kimia dan mineralogi tanah yang dimiliki masing-masing kelas yang selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar untuk pengelolaan bagi berbagai penggunaan tanah.
Sistem Klasifikasi Tanah
 
Sistem Klasifikasi Tanah PPT. Bogor
System klasifikasi tanah PPT menggunakan enam kategori, yaitu:
  • 1. Golongan (order).
  • 2. Kumpulan (suborder)
  • 3. Jenis (great group)
  • 4. Macam (sub group)
  • 5. Rupa (Famili)
  • 6. Seri (serie)

Pemberian Nama Tanah PPT. Bogor
Berikut ini, contoh pemberian nama tanah menurut system PPT, Bogor:
      Golongan                    : dengan perkembangan profil
      Kumpulan                   : Horison ABC
      Jenis tanah                  : Latosol
      Macam Tanah             : Latosol Humik
      Rupa                          : Latosol humik, tekstur halus, drainase baik
      Seri                            : Bogor (Latosol Humik,tekstur liat, drainase baik).

Sistem Klasifikasi FAO/UNESCO
 
          Sistem ini di buat dalam rangka  penyusunan peta tanah dunia oleh FAO/ UNESCO. Di sini telah dikembangkan suatu system klasifikasi dengan dua kategori. Kategori  pertama kurang lebih setara dengan kategori Great group, sedangkan kategori yang kedua mirip dengan kategori Sub Group dalam system taksonomi tanah menurut USDA. Untuk kategori yang lebih tinggi atau yang lebih rendah dari kedua  kategori tersebut tidak dikembangkan.

Ciri-ciri pokok horison diagnostik pada sistem klasifikasi FAO/UNESCO meliputi
  • Horison H (Histik)
  • Horison A (Molik)
  • Horison A (Umbrik)
  • Horison A (Okrik)
  • Horison B (Argilik)
  • Horison B (Natrik)
  • Horison B (Nambik) 
  • Horison B (Spodik)
  • Horison Klasik
  • Horison Gipsik 
  • Horison Sulfuruk 
  • Horison E Albik 
 Pemberian Nama Tanah 
Berikut ini beberapa  contoh klasifikasi menurut system ini:
      1. Great Group   : Regosol
          Subgroup        : Eutric regosol
      2. Great Group   : Gleysol
          Subgroup        : Mollic Gleysol
      3. Great Group   : Luvisol
          Subgroup        : Calsic Luvisol 

         Nama-nama tanah yang dijumpai  menurut system FAO / UNESCO Fluvisol, Gleysol, Regosol, Lithosol,  Aremosol, Rendzina, Ranker, andosol, Vertisol, Solonetz, Yermosol, Merosol, Kastamozem, Chernozem, Chaeozem, Greyzem, Cambisol, Luvisol, Podsoluvisol, Podsol, Planosol, Corisol, Nitosol, Ferralsol, dan Histosol.

Sistem Taksonomi Tanah USDA 
        System klasifikasi ini diterbitkan oleh  Soil Survey Staff USDA, tahun 1975 dan merupakan system  yang sama sekali  baru, baik dalam pemberian nama maupun rancangannya. Sifat-sifat penciri dari masing-masing tanah adalah sifat-sifat tanah itu sendiri, sedangkan faktor genesa tidak diketemukan
        Sistem ini mempunyai 6 kategori tanah yaitu: Order, Sub order, Great group, Subgroup, Family dan Seri.
Horison-horison diagnostik meliputi :
  • Horison Permukaan   (Epipedon) meliputi horison molik, antropik, umbrik, histik, plagen tebal,        okrik tipis/berwarna muda  
  •  Horison Tanah Bawah (Subsurface Horison) meliputi horison       argilik, natrik, agrik, spodik, plasik tipis, kambik, duripan, fragipan, oksik, albik, kalsik, gipsik, petrokalsik, petrogipsik, salik, dan sulfurik
  • Horison Untuk bahan Organik meliputi fibrik, saprik, humiluvik, limnik,dan hemik.
Arti Nama-Nama Tanah Dalam Kategori  Order  Menurut Sistem Taksonomi Tanah USDA, dan akhiran untuk kategori yang lebih rendah
 
Nama Order Akhiran untuk Kategori Lain Arti Asal Kata
ENTISOL
ENT
Dari recent, artinya baru

INCEPTISOL
EPT
Dari inceptum, artinya permulaan
VERTISOL
ERT
Dari Verto artinya berubah
ARIDISOL
ID
Dari aridus yang artinya sangat kering
MOLLISOL
OLL
Dari  mollis, yang artinya lunak
SPODOSOL
OD
Dari spodus, yang artinya debu
ALFISOL
ALF
Dari Al dan Fe
ULTISOL
ULT
Dari Ultimus, yang artinya akhir
OXISOL
OX
Dari Oxide, artinya oksida
HISTOSOL
IST
Dari Histos, yang artinya jaringan


 
Ciri-ciri diagnostik utama
  • Tidak terdapat horizon-horison nyata                                                    entisol
  • Terdapat horizon kambik, horizon umbrik                                             inceptisol
  • Terdapat molik horizon                                                                        mollisol
  • Dengan ciri horizon spodik                                                                  spodosol
  • Dicirikan oleh horizon argilik                                                                Alfisol
  • Dengan kejenuhan basa < 50 %.
  • Dengan horizon argilik, akan tetapi kejenuhan basa <50%                    Ultisol
  • Terdapat horizon Oksik                                                                       Oxisol
  • Mengandung kadar organic tinggi                                                         Histosol
  • Dicirikan oleh lempung retak-retak                                                       Vertisol
  • Ciri kering atau salin 

MORFOLOGI TANAH

        Morfologi tanah merupakan  sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di lapang, serta menunjukkan sejumlah fakta yang dapat menjelaskan  tentang proses pembentukan tanah.
               
ketajaman peralihan horizon dibedakan menjadi beberapa  tingkatan:
  • Tingkatan nyata (lebar peralihan kurang dari 2,5 cm).
  • Jelas (lebar peralihan  2,5 – 6,5 cm). 
  • Berangsur-angsur (lebar peralihan 6,5 –1 2,5cm). 
  • Baur (lebar peralihan lebih dari 12,5 cm)
Selain itu bentuk topografi dari batas horizon tersebut dapat rata, berombak, tidak teratur atau terputus-putus, Seperti terlihat pada gambar 4 berikut:

bentuk topografi batas horizon:
 


Rata-Berombak-Tidak teratur-Terputus


Untuk mempermudah dalam mempelajari masing-masing horizon tanah, maka masing-masing horizon tanah diberikan singkatan atau diberi symbol dengan aturan sebagai berikut:
  •  Simbol huruf besar O, A, B, C, dan R, digunakan untuk horizon genetik utama.
  • Masing-masing  horizon  dibagi lagi menjadi horizon-horison yang terperinci dengan diberi symbol angka 1, 2, 3 di belakang symbol horizon utama.
  • Simbol tambahan dengan huruf-huruf kecil di belakang symbol angka yang menyatakan keistimewaan horizon tersebut, misalnya A2 g, B2 ca, C2 cs, dan sebagainya.
  • Simbol dengan angka Romawi di muka symbol horizon utama yang menunjukkan ketidakmerataan akibat perbedaan lapisan geologi.
  • Apabila terdapat urutan horizon tanah teratur lebih dari satu, maka untuk yang kedua diberi tanda petik, misalnya A”2, B”2, B”3 dan sebagainya.
Masing-masing horizon tanah, secara lebih dalam dapat dijelaskan sebagai berikut:
  • O   : Horison organik adalah lapisan tanah yang sebagian besar terdiri atas  bahan organik, baik masih segar maupun sudah membusuk dan   terbentuk di bagian paling atas, yaitu di atas horizon mineral.
  • O1 : Horison Organik yang bahan organiknya masih memiliki ciri dan bentuk terlihat jelas dengan mata serupa dengan bahan asalnya
  • O2 : Horison sisa tumbuhan atau hewan  yang sedang atau telah mengalami pelapukan sehingga tidak menampakkan lagi ciri dan bentuk asalnya.
  • A   : Horison mineral yang paling atas, yang dibedakan menjadi A1, A2 dan A3.
  • A1 : Horison mineral yang terbentuk pada bagian paling atas, menampakkan ciri percampuran bahan mineral dengan bahan   organik. 
  • A2 : Horison mineral  yang menampakkan  ciri tercuci paling maksimal, yang disebut horizon Eluviasi.
  • A3 : Horison peralihan ke horizon B atau C dengan ciri lebih mendekati horizon A2.
  B : Horison mineral yang ditandai oleh adanya penimbunan basa, lempung, besi, aluminium atau bahan organik yang masing-masing secara tersendiri atau secara bersama-sama tercuci oleh horizon A di atasnya, sebagai konsentrasi residu sesquioksida atau lempung yang  terbentuk karena larutnya karbonat atau  garam-garam lain, merupakan tempat perubahan bahan dari keadaan asalnya,terbentuk struktur granuler, gumpal dan tiang.
 
SIFAT KIMIA TANAH
Beberapa sifat kimia tanah adalah sebagai berikut:
Derajat Kemasaman Tanah (pH)
              Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ didalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH-, yang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya H+. pada tanah-tanah masam jumlah ion H+ lebih tinggi daripada OH-, sedang pada tanah alkalis kandungan OH- lebih banyak daripada H+. Bila kandungan H+ sama dengan OH- , maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH = 7.






C-Organik
         Kandungan bahan organik dalam tanah merupakan salah satu faktor yang berperan dalam menentukan keberhasilan suatu budidaya pertanian. Hal ini dikarenakan bahan organik dapat meningkatkan kesuburan kimia, fisika maupun biologi tanah. Penetapan kandungan bahan organik dilakukan berdasarkan jumlah C-Organik (Anonim 1991).
         Bahan organik tanah sangat menentukan interaksi antara komponen abiotik dan biotik dalam ekosistem tanah. Musthofa (2007) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kandungan bahan organik dalam bentuk C-organik di tanah harus dipertahankan tidak kurang dari 2 persen, Agar kandungan bahan organik dalam tanah tidak menurun dengan waktu akibat proses dekomposisi mineralisasi maka sewaktu pengolahan tanah penambahan bahan organik mutlak harus diberikan setiap tahun. Kandungan bahan organik antara lain sangat erat berkaitan dengan KTK (Kapasitas Tukar Kation) dan dapat meningkatkan KTK tanah. Tanpa pemberian bahan organik dapat mengakibatkan degradasi kimia, fisik, dan biologi tanah yang dapat merusak agregat tanah dan menyebabkan terjadinya pemadatan tanah (Anonim 1991).


       

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

4 komentar:

Unknown mengatakan...

sebutkan bagian2 tanah beserta ciri2nya, dan kenapa ciri2 trsbut berpengaruh terhadap suhu?

Unknown mengatakan...

numpang copy yaaa ,, makasieh ^^

Unknown mengatakan...

daftar pustakanya di tampilkan,,,, karena kita juga perlu tw bukunya dan penerbitnya y...

Anonim mengatakan...

The Baccarat Strategy - FBCasino
The concept deccasino of Baccarat. The concept of baccarat is one that is more advanced than the concepts of traditional 바카라 사이트 casino งานออนไลน์ gambling. This

Posting Komentar